Kamis, 01 Desember 2011
Lahan Terbuka Hijau
Topik :
Lingkungan
Pembatasan Masalah :
Suatu penelitian yang dilakukan agar tidak terjadi suatu kesalah pahaman terlalu jauh maka dilakukan pembatasan suatu masalah. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitina ini antara lain :
1. Objek penelitian
Sesuatu yang di jadikan sebagai objek untuk bahan penelitian disini ialah mengenai Lahan Terbuka Hijau.
2. Subjek Penelitian
Disini yang menjadi subjek penelitian adalah masyarakat di perkotaan besar.
Pemilihan Judul :
“Lingkungan Terbuka Hijau”
Tujuan Penulisan :
Tujuan saya memilih judul “Lingkungan Terbuka Hijau” ini untuk memberikan wawasan serta pengetahuan kepada banyak orang tentang betapa pentingnya lahan hijau di perkotaan besar yang seharusnya dapat dirawat dengan sedemikian rapi agar perkotaan memiliki lahan terbuka hijau yang memadai. Serta mampu untuk mengurangi dampak dari polusi yang sangat menghawatirkan di wilayah perkotaan tentunya.
Literatur/Sumber(Buku) :
http://opini-manadopost.blogspot.com/2008/01/ruang-terbuka-hijau-di-atap-gedung-kota.html
Kerangka Tulisan :
1. Pendahuluan.
2. Isi Tulisan.
3. Penutup dan kesimpulan.
Pengembangan Tulisan :
1. Pendahuluan :
Wilayah perkotaan yang semakin memprihatinkan dengan minimnya “Lahan Terbuka Hijau” yang ada tidak sesuai dengan besarnya wilayah dalam kota tersebut. Hal ini dipicu karena semakin berkurangnya Lahan Hijau yang beralih fungsi menjadi bangunan-bangunan yang menyita ruang kosong untuk dijadikan taman.
2. Isi Tulisan :
Suatu kekhawatiran yang sering mengemuka seiring semakin meningkatnya laju alih guna lahan terbuka hijau ke penggunaan non penghijauan ialah masalah dari dampak semakin kurangnya pemerintah dalam menangani lahan-lahan terbuka yang selalu dianggap sebagai cadangan dalam pembangunan infrastruktur dimasa depan.
Polusi udara dan kerusakan lingkungan yang lain sudah sangat memprihatinkan, terutama di kota-kota besar yang tiap harinya dipadati kendaraan berlalu-lalang.
Sepeti halnya di wilayah Jakarta saat ini ruang terbuka hijau yang ada hanya 9 persen dari luas kota, yang mana seharusnya sebuah kota besar menyediakan 30 persen lahan terbuka hijau untuk dapat menyaring asap dari kendaraan bermotor dan memberikan ruang yang sejuk bagi masyarakat.
Fungsi Lahan Terbuka Hijau
Dapat dijadikan sebagai suatu sarana rekreasi dimana masyarakat dapat menggunakan lahan terbuka hijau untuk melepas penat setelah lelah melakukan aktivitas dan mendapatkan ketenangan dengan adanya taman-taman kota yang mampu memberikan keindahan di dalam padatnya kota.
Selain itu sebagai penetralisir dampak dari polusi yang disebabkan oleh lalu-lalang kendaraan setiap harinya dan untuk mengurangi dampak global warming. Masyarakatpun tak perlu bersusah payah lagi untuk mendaptkan ruang yang sejuk jika dalam kota memiliki lahan terbuka yang memadai.
3. Penutup dan kesimpulan :
Bahwasanya perlu adanya perencanaan besar dari pemerintah untuk mengatasi hal ini. Seperti apa yang di lakukan pemerintah jepang dalam menangani dampak dari global warming. Tokyo kota terpadat di jepang ini sudah mulai dengan konsep penyelamatan ruang terbuka hijau kotanya. Meski dengan keterbatasan lahan kota tersebut maka para perancang kota dan arsitek mulai mengalihkan Lahan Terbuka Hijau berupa taman-taman pada atap-atap bangunan atau dengan kata lain taman melayang. Hal ini merupakan suatu solusi untuk menyediakan lahan terbuka pada wilayah terbatas. Taman tersebut bukan hanya sebagai taman hijau biasa (pasif) melaikan taman aktif sebagaimana taman didarat.
Berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh perancang kota dan arsitek banguna di jepang dan negara-negara lain di dunia, masalah keterbatasan lahan dapat diakali dengan pemanfaatan atap gedung yang datar sebagai ruang pengganti lahan terbuka hijau didarat.
Ragam dan Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Pengertian Bahasa, Ragam Bahasa, Fungsi Bahasa adalah pemahaman dasar dalam memahami bahasa. Dalam memahami Bahasa Indonesia, kita juga perlu memahami hel-hal tersebut, sehingga pemahaman kita dalam memahami bahasa Indonesia, bisa lebih mendalam dan dapat mengaplikasikan dengan baik.
Definisi Bahasa; Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter ( tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya ) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk
berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder.
Fungsi bahasa dalam masyarakat:
Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
Alat mengidentifikasi diri.
Macam dan jenis ragam bahasa:
Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, jurnalistik, dsb.
Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden soeharto, gaya bahasa binyamin s, dsb.
Ragam bahasa pada sekelompok anggota masyarakay suatu wilayah seperti dialeg bahasa madura, medan, sunda, dll.
Ragam bahasa pada masyarakat suatu golongan seperti ragam bahasa orang akademisi berbeda dengan ragam bahasaorang jalanan.
Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal dan informal.
Bahasa lisan lebih ekspresif dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target komunikasi.
Bahsa isyarat atau gestur atau bahasa tubuh adalah salah satu cara berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat digunakan permanen oleh penyandang cacat karena mereka mempunyai bahasa sendiri.
Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa-bahasa itu berubah seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Bahasa hidup dan berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih ada sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur bahasa tersebut.
Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.
Orang indonesia kini boleh jadi tidak mengerti bahasa melayu yang digunakan di indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa indonesia saat ini berasal dari bahasa melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan bahasa melayu bermetamorfosis dalam bahasa indonesia. Kelak kalau bahasa indonesia makin berkembang dan demikian pula bahasa melayu malaysia kemungkinan bahasa melayu akan punah.
Karena pengaruh globali sasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap bahasa indonesia itu :
Tidak gaul.
Terlalu formal.
Rapuhnya bahasa indonesia disebabkan :
Tergerus arus globalisasi.
Kemungkinan banyak oran yang tidak menyukai peraturan bahasa indonesia.
Tidak adanya relasi masyarakat dengan pemerintah tentang pembudidayaan.
Selain bahasa asing, bahasa daerah juga memberi pengaruh pada perkembangan bahasa indonesia. Karena bahasa indonesia mungkin dianggap terlalu formal untuk dipakai sehair-hari. Tidak apa-apa sebenarnya bahasa asing menyerap kedalam bahasa indonesia. Sebagai bahasa yang terbuka, bahasa indonesia harus luwes menerima unsur bahasa lain.
Bahasa indonesia mengenal dua macam serapan yakni :
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia.
Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)